Senin, 03 Februari 2014

Teka-teki Albert Einstein yang Mampu Dijawab Hanya Oleh 2 % Penduduk Dunia

Einstein pernah membuat suatu teka-teki yang ternyata hanya sanggup dijawab oleh sekitar 2% dari orang di seluruh dunia. Oke langsung saja
Teka-teki Albert Einstein yang Hanya Dapat Dijawab Oleh 2 % Penduduk Dunia
Albert Einstein


Ada 5 buah rumah yang masing-masing memiliki warna berbeda. Setiap rumah dihuni satu orang pria dgn kebangsaan yang berbeda2. Setiap penghuni menyukai satu jenis minuman tertentu, merokok satu merek tertentu dan memelihara satu jenis hewan tertentu. Tidak ada satupun dari kelima orang tersebut yang minum minuman yang sama, merokok merek rokok yang sama dan memelihara hewan yang sama seperti penghuni yang lain.

PERTANYAAN : SIAPAKAH YANG MEMELIHARA IKAN ?

Petunjuk :

- Orang Inggris tinggal dirumah yang berwarna merah.

- Orang Swedia memelihara Anjing.

- Orang Denmark senang minum teh.

- Rumah berwarna hijau terletak tepat disebelah kiri rumah berwarna putih.

- Penghuni rumah berwarna hijau senang minum kopi.

- Orang yang merokok Pall Mall memelihara burung.

- Penghuni rumah yang ditengah2 senag minum susu.

- Penghuni rumah berwarna kuning merokok Dunhill.

- Orang Norwegia tinggal dirumah paling pertama.

- Orang yg merokok Marlboro tinggal disebelah orang yg memelihara kucing.

- Orang yang memelihara kuda tinggal disebelah orang yang merokok Dunhill.

- Orang yang merokok Winfield senang minum bir.

- Disebelah rumah berwarna biru tinggal orang norwegia.

- Orang Jerman merokok Rothmans.

- Orang yang merokok Marlboro bertetangga dengan orang yang minum air.


Albert Einstein menyusun teka-teki ini pada abad yang lalu. Dia menyatakan 98 % penduduk didunia tidak mampu memecahkan teka- teki ini. Apakah anda termasuk yang 2%?

Selamat mencoba . . . Semoga berhasil, pertanyaan ini kalau tidak dicermati baik-baik memang susah!!!
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
sumber: http://i66m.blogspot.com

 

Rabu, 29 Januari 2014

Inspirasi: Kisah Unik Sipir Guantanamo yang Menemukan Islam

Teluk Guantanamo selama ini dikenal sebagai penjara khusus bagi pelaku kejahatan teroris maupun yang hanya 'tertuduh' milik militer AS. Namun, siapa sangka di balik kawat berduri dan sel-sel yang dingin, Terry Holdbrooks, salah seorang penjaga justru menemukan Islam.

Kisah ini menjadi menarik bukan semata sebagai cerita mualaf (orang yang memeluk Islam) biasa. Melainkan sebagai perubah persepsi dan membuka mata, bahwa tak selamanya tertuduh yang dibuang ke Guantanamo adalah kaum radikal dan teroris. Tak heran, makin banyak suara kritis dari berbagai negara terhadap tindakan represif militer AS kepada orang-orang yang mereka sangka teroris.
Sebagai seorang penjaga penjara, Terry Holdbrooks punya kebiasaan unik setiap malam. Saat teman-temannya yang bebas tugas pergi ke bar setempat dan bermabuk-mabukan, ia justru berbincang dengan narapidana tentang Islam.

"Kami tak tahu apa pun tentang Islam. Kami hanya diperlihatkan video peristiwa 11 September (bom gedung WTC, New York, AS). Kita diberitahu bahwa para tahanan ini merupakan yang paling buruk dari yang terburuk. Mereka adalah sopir (Osama) Bin Laden, koki Bin Laden, dan orang-orang yang akan membunuh Anda saat pertama kali bertemu,” ujar Terry berkisah tentang perjalanannya menuju hidayah kepada banyak media, baik Guardian, NewsWeek Magz, France TV, dan lain sebagainya.

Namun, persepsi sempit tentang Islam itu ternyata tak semuanya benar. Terry mendapati beberapa tahanan yang justru amat baik. Mereka sangat ramah dan murah senyum.

Semakin lama, Terry yang juga dikenal sebagai penjaga baik hati itu pun berhubungan baik dengan para napi. Setiap malam dia duduk-duduk dengan para napi. Berawal obrolan biasa, kemudian mengarah pada agama. Inilah kali pertama Terry mengenal Islam.

 “Aku mulai ngobrol dengan para tahanan tentang politik, etika, moral, juga tentang kehidupan dan budaya mereka. Ini benar-benar mengejutkan bagiku karena sebelumnya aku sama sekali tak mengenal Islam,” ujarnya.

Terdapat seorang napi yang sangat dekat dengannya, yakni seorang warga Maroko bernama Ahmed Errachidi. Di penjara Ahmed dijuluki dengan “jenderal”. Setiap malam, Terry mengobrol dengan “jenderal” itu. Tak ada teman-temannya yang mengetahui karena saat itu mereka tengah bermabuk ria. Semakin hari, ia pun semakin jatuh cinta pada agama rahmatan lil alamin ini. “Aku ingin belajar sebanyak yang aku bisa,” ujarnya berbinar.

Setelah belajar mengenai Islam dan obrolan panjang tiap malam, Terry memutuskan untuk memeluk Islam. Ia meminta Ahmed menulis syahadat di sebuah kertas, transliterasi dan terjemahnya dalam bahasa Inggris. Ia pun dengan mantap membacanya dengan lantang di lantai Guantanamo Camp Delta. Di sanalah, ia kemudian menjadi Muslim.


Ijin Pipis Untuk Shalat
Terry yang sudah menjadi seorang Muslim itu pun selalu berusaha tak luput shalat. Acap kali waktu shalat tiba, Terry berpura-pura izin ke kamar mandi. Namun, sebenarnya ia menunaikan ibadah shalat.
 
 
“Tidak mudah menunaikan shalat lima kali sehari tanpa rekan-rekanku tahu. Aku pun mengatakan kepada mereka bahwa aku butuh sering ke kamar mandi,” katanya sambil tertawa mengingat masa lalu.

Ya, peristiwa di tahun 2004 itu menjadi kenangan tersendiri bagi Terry yang kini mengubah namanya menjadi  Mustafa Abdullah dan meninggalkan Guantanamo karena tak tahan melihat perlakuan di sana.
Siapa sangka, tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tak karuan, kedua orang tuanya pemabuk berat yang kemudian bercerai sejak ia kecil, lalu di  usia 19 tahun, ia hidup dikelilingi alkohol, seks bebas, musik hard rock, tato, dan lain sebagainya, kini berubah 180 derajat setelah menemukan keyakinan yang diimaninya.






 
Sumber:
republika.

Inspirasi Renungan Saat Menghadapi Kesusahan

Saat kita mengalami berbagai kesulitan, apakah kita menjadi seperti wortel, telur, atau kopi? Cerita berikut ini bisa jadi bahan renungan.
Seorang anak perempuan mengomel kepada ayahnya tentang kehidupannya dan bagaimana keadaan sungguh sangat berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana ia menanganinya dan ia ingin menyerah. Ia lelah untuk terus bertarung dan berjuang. Sepertinya ketika satu masalah diselesaikan timbul masalah lain.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur, lalu mengisi 3 panci dengan air dan meletakkannya di api. Tak lama, air di ketiga panci itu mulai mendidih.
 
 
Di satu panci ia meletakkan wortel, di panci lain ia meletakkan telur, dan di panci terakhir ia meletakkan biji-biji kopi. Ia membiarkannya mendidih, tanpa berkata sepatah kata apapun.

Anak perempuannya dengan tidak sabar bertanya-tanya dalam dirinya apa yang ayahnya lakukan. Ia memiliki masalah, dan ayahnya membuat ramuan aneh. Setengah jam kemudian, sang ayah berjalan ke kompor dan mematikan apinya. Ia mengambil wortel dan telur lalu meletakkannya di piring. Kemudian mengambil kopi dari panci terakhir dan meletakkannya di gelas.

Sang ayah bertanya, "Sayang apa yang kamu lihat,"

Dengan cepat, ia menjawab, "Wortel, telur, dan kopi."

Sang ayah membawanya lebih dekat dan memintanya untuk meraba wortel. Ia melakukannya dan merasakan wortel itu sudah lunak. Sang ayah lalu menyuruhnya mengambil telur yang sudah direbus itu dan memecahkannya. Setelah membuka cangkang telur, ia mengamati isinya yang padat. Akhirnya, sang ayah menyuruhnya untuk meminum sedikit kopinya. Wajahnya berkerut merasakan kekuatan rasa kopi itu.

Ia bertanya, "Apa maksud dari ini semua ayah?"

Sang ayah menjelaskan, "Setiap benda ini mengalami hal yang sama, 100 derajat air panas. Tetapi setiap benda bereaksi secara berbeda."

"Wortel pada mulanya masuk dengan keadaan kuat dan keras. Tetapi setelah melalui air mendidih, ia menjadi lunak dan lemah."

"Telur sangatlah rapuh. Cangkang luar yang tipis melindungi cairan di dalamnya. Tetapi setelah berada dalam air mendidih, dalamnya menjadi mengeras."

"Akan tetapi biji kopi adalah unik. Setelah mereka berada di air mendidih, ia menjadi semakin kuat dan kaya rasa dan baunya." "Yang mana dirimu?" Sang ayah bertanya pada anak perempuannya.

Ketika kesulitan mengetuk pintumu, bagaimana kamu menanggapinya?

Apakah kamu adalah wortel, telur, atau biji kopi?

Apakah kamu wortel yang terlihat kuat, tetapi dengan sedikit rasa sakit, kesulitan, panas kamu menjadi lesu dan lunak tanpa kekuatan?

Apakah kamu telur, yang awalnya memiliki hati yang lunak dan semangat yang terus mengalir seperti cairan? Tetapi setelah sebuah kematian orang terdekatmu, sebuah perpisahan, sebuah perceraian, sebuah PHK kamu menjadi keras dan kaku. Cangkangmu terlihat sama, namun kamu hati dan jiwamu berubah menjadi sangat keras dan kaku.

Atau kamu seperti biji kopi? Biji kopi tidak mendapatkan rasa dan aroma yang kuat sampai ia dipanaskan dalam air mendidih 100 derajat. Ketika keadaan semakin buruk, kamu justru semakin baik. Ketika hari-hari semakin kelam, ujian-ujian semakin berat, jiwamu justru naik ke level selanjutnya.

Bagaimana kamu menangani kesulitan? Apakah kamu wortel, telur, atau biji kopi?









Sumber:
lovevirtue

Inspirasi Renungan: Cara Dakwah Damai Sunan Kudus

Ja'far Shodiq, adalah seorang ulama yang kemudian lebih akrab dikenal sebagai Sunan Kudus. Dia berdakwah kepada masyarakat Kudus yang kala itu beragama Hindu.

Tantangan Sunan Kudus begitu berat dalam menjalankan aktivitas dakwahnya. Salah satunya adalah bagaimana cara agar masyarakat tidak marah jika dia dan pengikutnya makan daging sapi. Hal ini karena sapi merupakan hewan yang dianggap suci oleh masyarakat Hindu.
Masjid Kudus / visitcentraljava.com
Sunan Kudus tahu benar bagaimana masyarakat akan bereaksi jika melihat hewan sesembahannya sampai dilukai. Menyadari hal itu, Sunan Kudus kemudian membuat pengumuman bahwa dia akan menghias sapi, sebagai siasat agar masyarakat mau mendengar ceramahnya di Masjid Kudus.

Mengetahui pengumuman itu, masyarakat berbondong-bondong mendatangi Masjid Kudus karena penasaran dengan rencana Sunan Kudus yang akan menghias sapi. Mereka kemudian melihat sapi milik Sunan Kudus yang diberi nama Kebo Gumarang itu di halaman masjid.

Sunan Kudus pun kemudian mengajak masyarakat untuk mendengarkan kisah yang dia ambil dari salah satu surat di dalam Alquran, Al Baqarah, yang berarti Sapi Betina. Masyarakat terkesima mendengarkan kisah yang diceritakan Sunan Kudus.
Sunan Kudus
Selesai mendengarkan cerita itu, ternyata masyarakat masih kurang puas dan ingin mendengar cerita-cerita lain. Akhirnya, Sunan Kudus menyusun banyak kisah dan disampaikan secara teratur dalam setiap pertemuan di Masjid Kudus.

Semakin lama, orang banyak yang tertarik dengan Islam. Hal itu membuat sebagian besar masyarakat Hindu di Kudus memilih berpindah agama dan memeluk Islam.

Namun demikian, dakwah Sunan Kudus sama sekali tidak menghilangkan simbol-simbol masyarakat Hindu.

Sunan Kudus bahkan menghimbau umat Islam untuk tidak memakan daging sapi meskipun halal dan menggantinya dengan daging kerbau.

Himbauan ini dimaksudkan untuk menghormati keyakinan masyarakat.

Lihatlah bagaimana asimilasi terjadi antara Islam dan tradisi sebelumnya. Memang dibutuhkan pemahaman yang arif dalam menyikapi sesuatu, sehingga tetap ada penyebaran dakwah tanpa perlu meninggalkan perdamaian.










 
Sumber:

Inspirasi: Sang Marinir Memilih Berlari Bersama Bocah Kecil

Foto dua orang pelari, yakni seorang anak didampingi marinir muda lengkap dengan ranselnya menjadi perhatian di jejaring sosial baru-baru ini. Bahkan sang marinir akhirnya diwawancarai beberapa media baik koran dan televisi di AS.

Marinir itu adalah Myles Kerr, 19 tahun. Kebetulan ia jadi peserta lomba lari Jeff Drenth Memorial 5K yang diselenggarakan di Charlevoix, Michigan, AS.  Lomba itu terbagi dalam beberapa kelompok, termasuk anak-anak dan dewasa.
Di waktu penyelenggaraan, Kerr memutuskan untuk berlomba mengenakan sepatu marinirnya serta celana loreng, dan sebuah ransel di punggungnya. Entah apa tujuannya, mungkin hanya menggunakan lomba lari sebagai ajang latihan, atau menunjukkan kebanggannya sebagai marinir AS? Yang pasti seragam tersebut membuatnya tertinggal di belakang. Sejak garis Start, ia pun berupaya mengejar teman-temannya.

Dalam perjalanan, Kerr melihat seorang anak yang juga peserta lomba sedang jalan kaki. Tampaknya kepayahan.  Ia mendekati anak itu dan setelah berada di sampingnya menanyakan kondisinya, “Kamu baik-baik saja?” tanya Kerr.

Bocah ini adalah Boden Fuchs, 9 tahun. Saat ditegur oleh Kerr, Boden memohonnya, "Sir, maukah Anda lari bersama saya?"

Karena ingin menolong, Kerr tak lagi berambisi mengejar teman-temannya. Ia terus berada di samping Boden sambil terus berlari di sampingnya. Akhirnya mereka sampai di garis finish. Boden lebih dulu finish dengan waktu 35 menit 43 detik, sedangkan Kerr lima detik setelah Boden.

Nah, peristiwa di atas difoto oleh beberapa orang dan diunggah ke jejaring sosial, sehingga akhirnya mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.

Rasa sosial yang suka menolong telah ditunjukkan oleh Kerr, sang marinir muda. Menjadi juara bukan hal yang utama, lebih penting adalah menyemangati sesama - dan mendampingi, agar bisa tetap berlari hingga garis akhir. Nah, apakah kita juga mau memiliki empati yang sama seperti Kerr?







Sumber:
petoskeynews

Inspirasi: Menolonglah Maka Kamu Akan Ditolong

Ada sebuah kisah yang bisa jadi bahan renungan tentang pentingnya memiliki sikap suka menolong. Langsung saja, ya.

Suatu sore Mamat berjalan pulang dengan lesu. Dagangan es cincau yang dipikulnya semakin terasa berat. Hujan terus mengguyur bumi sepanjang hari, artinya Mamat tak bisa mendapat rejeki untuk dibawa pulang. Terbayang istrinya yang hamil tua. Dari mana biaya untuk melahirkan kalau waktunya tiba?

Ilustrasi / askpatty.com
Jalanan tergenang air selepas hujan yang akhirnya berhenti. Saat itulah Mamat melihat seorang wanita tua berpakaian bagus di depan mobil yang mogok. Kap mesin dibuka sebentar, wanita itu tampak mengutak-atik sesuatu, lalu menutupnya kembali dan masuk ke dalam mobil mencoba menyalakan mesin. Tidak berhasil.

Mamat semakin mendekat. Wanita itu melihatnya. Ada perasaan galau, meminta tolong atau mengunci pintu. Maklum, hari semakin gelap dan jalanan sepi. Siapa tahu pedagang cincau itu punya maksud tidak baik. Apalagi sang wanita sempat melihat raut muka Mamat dari kejauhan tampak aneh.

Mamat berhenti di dekat mobil dan mengetuk kacanya. Ia bertanya apakah butuh pertolongan. Kaca jendela terbuka sedikit, dan wanita itu menjelaskan masalahnya. Setelah terlibat perbincangan beberapa menit, akhirnya wanita itu setuju menerima pertolongan Mamat.

Mamat pun segera meletakkan pikulannya dan meminta sang wanita menekan tombol pembuka kap mesin.

"Anda tak perlu turun kalau takut, Nyonya," ucap Mamat.

Setelah kap mesin terbuka, Mamat segera memeriksa penyebab kerusakan. Dulu ia sempat bekerja jadi montir di bengkel mobil Koh Acong sebelum akhirnya tutup akibat keluarga bosnya itu mengungsi saat kerusuhan 1998. Sejak itulah Mamat memilih jadi pedagang cincau.
Ilustrasi / yourlifeisastory.files.wordpress.com
Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah, wanita itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara kepadanya, dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.Wanita itu berkata berapa yang harus ia bayar, berapapun jumlahnya yang ia minta tidak menjadi masalah.

Mamat hanya tersenyum dan menolak bayaran dari sang wanita. Dia berkata, "Menolong orang bukanlah suatu pekerjaan yang harus dibayar."  Mamat cukup puas bisa membantu dan membuktikan kalau ia bukan orang jahat seperti yang dikhawatirkan wanita tersebut.

Dalam benaknya Mamat hanya berpikir: Apabila menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan, suatu hari nanti Tuhan pasti akan membalas amal perbuatanya.

Mobil pun bisa hidup kembali. Sang wanita menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya. Lalu mobil itu pun melaju, menghilang dari pandangan. Mamat mengambil dagangannya dan pulang.

Setelah berjalan beberapa ratus meter, wanita itu sadar kalau harus membeli nasi goreng pesanan anaknya. Kebetulan ia melihat gerobak nasi goreng di pinggir jalan. Ia pun berhenti dan memesan dua bungkus nasi goreng.

Saat menunggu, dilihatnya seorang wanita hamil datang mencari sisa-sisa gelas plastik. Rupanya pemulung. Wanita tua ini menjadi iba, ia teringat Mamat yang baru saja menolongnya. Maka ia pun memanggil sang wanita hamil, lalu dikeluarkannya 6 lembar pecahan seratus ribu rupiah dari dompetnya dan diberikan pada wanita hamil itu.

"Ibu, terima kasih banyak. Tapi uang ini begitu besar. Saya tak tahu harus bilang apa," isak si wanita hamil penuh haru.

“Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu lakukan. Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang”, jawab si wanita tua.

Malam harinya, saat wanita hamil ini sudah di rumah dan bersiap tidur bersama suaminya, ia memeluk dan menunjukkan uang hasil pemberian seorang wanita padanya.

"Alhamdulillah, kang Mamat. Kita ada tambahan dan ini cukup untuk membayar bidan kalau datang waktunya saya melahirkan."

Suaminya, Mamat memandang istrinya haru. Mereka berdoa penuh syukur karena Tuhan telah menolong mereka.

Ya, Mamat inilah sang penjual cincau. Namun ia tidak tahu kalau wanita tua yang ditolongnya telah memberi uang pada istrinya. Dan, istrinya pun tak tahu kalau sang suami yang menolong wanita tua itu.

Hidup adalah misteri. Namun alam semesta mengajarkan hukum siklus, yakni saat kamu menolong maka suatu saat pertolongan akan datang padamu saat dibutuhkan. Segala sesuatu yang berputar akan selalu berputar.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri “ (Q.S.Al-Isro’ : 7)






Terinspirasi dari:  

Inspirasi: Air Putih Membuatku 10 Tahun Lebih Muda

Sarah Smith, 42 tahun asal Inggris membagi pengalamannya saat melakukan percobaan pribadi mengonsumsi air putih lebih banyak.

kita tahu bahwa tubuh membutuhkan cairan setiap hari. Dengan patokan ini, seringkali tercipta pandangan: yang penting kebutuhan cairan terpenuhi, apa pun yang diminum. Banyak orang di semua belahan dunia berpikiran serupa. Maka, kita lebih memilih langsung minum kopi saat bangun pagi, memilih minuman isotonik saat kelelahan, atau memilih minuman bersoda, teh, saat santai.
Sangat wajar memanjakan tubuh. Namun, pernahkah Anda mencoba untuk lebih mengambil segelas air putih di waktu-waktu tersebut agar kebutuhan 3 liter air sehari terpenuhi oleh tubuh? Mungkin pengalaman Sarah berikut ini bisa jadi renungan.
Sarah Smith (sebagaimana diceritakan pada Daily Mail)
Biasanya saya memulai hari dengan secangkir teh, kemudian mungkin segelas air setelah makan siang dan malam. Sepertinya lumayan banyak, tapi tentu saja sebenarnya tidak cukup.

Saya menderita sakit kepala menahun dan pencernaan yang buruk, dan ketika berkonsultasi dengan ahli saraf serta ahli gizi tentang masalah ini, mereka menganjurkan saya mengonsumsi 3 liter cairan (air putih) setiap hari.

Saya juga membaca setidaknya 1 dari lima wanita di Inggris kurang banyak mengonsumsi air putih per hari, maka saya memutuskan melakukan percobaan. Inilah foto saat saya memulai percobaan ini.

 


Minggu 1
Tiga liter air putih setiap hari bukan perkara mudah. Ahli kesehatan menyarankan jangan drastis melakukannya. Ia menyarankan membagi menjadi 3 x 1 liter, pagi, siang, sore.

Setelah satu minggu berjalan, mulai tampak perubahan. Air seni (urin) saya jadi lebih terang, tidak berwarna kuning gelap lagi. Saya juga lebih mudah melakukan yoga. Ya, saya sudah melakukan yoga tiap pagi selama bertahun-tahun, namun semenjak melakukan percobaan air putih menjadi semakin mudah. Menurut Gemma Critchley dari British Association Diet, air membantu melumasi sendi.


Minggu 2
Berat saya turun 1/2 kg. Warna kulit saya jadi lebih bersih.  Masih ada kerutan di bawah mata, tapi warnanya tidak gelap lagi. Bercak di wajah saya juga berkurang.

Saya merasa senang ketika adik ipar memberitahu kulit saya terlihat lebih cerah daripada seminggu yang lalu.


Minggu 3

Lingkar pinggang di awal percobaan 28, dan sekarang 27,5. Wow, lebih langsing. Lingkaran hitam dan kerutan di bawah mata saya hampir menghilang, dan kulit saya terlihat lebih terpelihara. Sekarang kulit saya tampaknya memiliki elastisitas yang jauh lebih baik.


Minggu 4

Ukuran pinggang saya kini 27. Saya benar-benar tidak percaya perbedaan di wajah saya. Saya  tampak seperti seorang wanita yang berbeda. Bayangan gelap di mata telah hilang, bercak di kulit juga hilang.

Saya merasa lebih ramping dan sehat. Apapun yang terjadi, saya akan terus minum 3 liter air sehari - dan akan menyarankan pada setiap wanita untuk melakukan hal yang sama (setelah berkonsultasi ke dokter, tentu saja).

Saya merasa bugar, lebih ramping dan sehat, dan suami saya serta teman-teman memberitahu bahwa saya terlihat sepuluh tahun lebih muda.





Sumber:
dailymail.